dan menyambung dari postingan saya sebelumnya..
bagaimana jika putih itu sebagai lambang cinta?
yang banyak digunakan oleh para sastraers hingga galauers sebagai perumpamaan?
cinta itu putih
putih itu bersih
bersih itu harus secara naluri
naluri itu bangkit dari keyakinan diri
keyakinan diri itu bersih dari asumsi orang lain..
by: dinda rezki
ahh terlalu lebay kan
bahwa sesungguhnya cinta itu tidak putih
karna untuk menjadi putih, tidak memerlukan asumsi dr orang lain
tapi bagaimana dengan kenyataan yang kita hadapi
80% dari kehidupan percintaan penuh dengan asumsi orang lain
si cwe ketemu si cwo di mall --> lirik"an --> senyum --> ketauan temen --> *dsuruh kenalan*
then, kenalan --> tukeran nope --> smsn --> ketauan temen --> *dsuruh ngajak pacaran*
pacaran --> sayang"an --> peluk"an --> ketauan temen --> *dsuruh nragtir*
tragtiran --> ketemu temen lama --> jadi selingkuhan --> ketauan temen --> *dsuruh macarin juga*
ketauan diselingkuhin --> si cwe curhat ke temen --> *dsuruh mutusin* --> putus
setidaknya begitulah skema percintaan yang sering saya jumpai
dan entah mengapa *......* (saran teman) berpengaruh sangat penting untuk mereka
entah mengapa mereka harus dikomando dulu sebelum melakukan sesuatu
entah mengapa mereka menjadi sangat mudah mempercayai sugesti dari teman sendiri
entah mengapa postingan ini semakin tidak jelas arahnya,,,
dari sdikit banyak kata" diatas, intinya cuma satu
TIDAK JELAS
semoga anda cukup pintar untuk membaca dan mngambil hikmah dari postingan saya ini.. amin.
..sekian..
No comments:
Post a Comment